Senin, 26 Mei 2014

#Inspirasi 2 : Jadi Penerbang Itu Keren!



Lahir dan besar dalam lingkungan tentara, membuat Arief Sudjatmiko kecil bercita-cita menjadi tentara seperti ayahnya. Seiring berjalannya waktu, profesi penerbanglah yang dipilih lelaki sarat prestasi yang aktif kegiatan Pramuka selama sekolah ini.


“Waktu saya ikut Jambore Nasional Pramuka Tahun 1991, waktu itu saya masih SMP, saya melihat aksi para penerbang dari TNI AU. Wow, keren sekali. Sejak itu, saya mantapkan untuk menjadi penerbang!” ujar sulung lima bersaudara pasangan Karni bin Kasmidjan dan Siti Siwiasih binti Soemadi.

Selulus SMA di Pare – Kediri, remaja yang sering menjadi guide wisatawan mancanegara ini langsung mengikuti serangkaian tes masuk TNI. Penyuka pecel dan kluban ini menjadi peserta termuda dan bahkan dinyatakan belum memenuhi syarat karena belum genap 18 tahun.

“Saya sedih sekali. Semua tes mampu saya lalui, tapi usia saya masih kemudaan. Akhirnya saya cuma berdoa sama Allah, kalau memang ini rejeki saya, mudah-mudahan dimudahkan,” tutur lelaki kelahiran 20 September 1977.

Arief sendiri sudah bersiap-siap jika tidak diterima. Saat panitia mengumumkan, namanya tidak disebut. Pecinta olahraga ekstrim dan memacu adrenalin ini berusaha legawa. Dia berpikir, tahun depan akan berusaha lagi. Tapi tiba-tiba panitia mengatakan, yang tidak disebut namanya itu yang diterima.

“Surprise! Saya senang sekali. Nggak nyangka padahal saya kan secara usia tidak memenuhi syarat,” ungkap perwira yang fasih berbahasa Inggris ini sumringah.

Saat penjurusan di Akademi Angkatan Udara (AAU) Yogyakarta, sesuai cita-citanya, Arief mengambil jurusan penerbang. Serangkaian rumus-rumus fisika dan matematika, pengetahuan penerbangan menjadi makanan sehari-harinya selain latihan fisik.

Terbang Di Cuaca Buruk
Penerbang memang profesi beresiko. Dan Arief sangat menyadari itu. Tapi karena sangat mencintai profesinya, Arief berusaha selalu tenang ketika menghadapi kondisi terburuk apapun.

“Penah suatu waktu, saya terbang membawa para pejabat TNI AU, tiba-tiba bertemu dengan awan cumulus nimbus. Ini awan yang tidak bagus untuk penerbangan,” kata lelaki yang pernah bertugas dalam Operasi Pengamanan Wilayah Maluku tahun 2002.

Karena pergerakkan awan yang alamiah, tiba-tiba saja awan mendorong pesawat ke atas hingga masuk ke ruang hampa udara. Hanya selang beberapa detik, pesawat terdorong ke bawah dengan kecepatan  Pesawat seperti anjlog. Dari 22 km di atas permukaan tanah menjadi 11 km di atas permukaan tanah.

“Apalagi saat itu dia sedang membawa para pejabat. Harus tenang dan hati-hati. Padahal kendali di tangan saya sangat berat dan tubuh saya juga terasa limbung,” kisahnya.

Ketenangan Arief berbuah. Pesawat kembali stabil dan mampu meneruskan perjalanan hingga mendarat. Tak ayal, sesampai di daratan, seisi pesawat ada yang muntah dan sebagiannya perlu perawatan medis. Uniknya, Arief baik – baik saja.

Kutu Buku, Tenang dan Usil
Cerdas dan tenang melekat pada diri Arief. Kecintaannya pada ilmu juga membuat Arief selalu mementingkan belanja buku. Tak heran jika koleksi perpustakaan pribadinya selalu berkembang dari waktu ke waktu. Tapi tak seperti kebanyakan kutu buku, suami Reza Juliastrini, SH ini dikenal hobi becanda dan sedikit usil. Kepala Dinas Kesehatan drg Hanung Wikantono MPPM pernah menjadi salah satu ‘korban’ keusilann si kutu buku ini.

Pada suatu siang, Hanung yang tengah tenang dan damai bekerja di ruangan kantornya, tiba-tiba disergap sekelompok tentara. Menurut salah satu juru bicara tentara itu, Hanung ditengarai sebagai teroris.

Meski bingung, Hanung pasrah saja saat digelandang keluar ruangan dengan muka diselubungi dan kedua tangan diborgol. Suasana menjadi semakin mencekam saat bunyi tembakan memecah suasana.

Bukannya dibawa ke kantor polisi, ternyata Hanung justru dibawa ke aula yang ada di lantai II kantornya. Sesampai di ruang aula, selubung kepala hanung dibuka dan …. SURPRISE!! Arief beserta para staf Hanung di Dinkes berseru mengucapkan selamat ulang tahun.

“Saya memang suka ngusilin orang, tapi dalam rangka perhatian dan becanda. Nggak ada maksud menyakiti. Bahkan orang yang paling usilpun mati kutu atas keusilan saya haha…, tapi saya baik hati lho,” canda penerbang yang sejak Januari 2013 resmi dilantik menjadi Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Wirasaba.

Tumbuhkan Cinta Dirgantara
Sejak mengantikan posisi Mayor Adm Veradiyanto sebagai Danlanud Wirasaba, ayah dari  Muhammad Ihsan Arzaputra dan Ghania Zahira Putrimarifza ini telah memantapkan diri mensosialisasikan cinta dirgantara di tengah-tengah masyarakat. Salah satu debutnya, Danlanud termuda ini sukses menggelar Air Force 2013 selama tiga hari akhir Juni lalu.

“Menjelang dijadikannya Lanud Wirasaba menjadi Bandara Komersil, saya ingin terus-menerus mengkampanyekan ini. Sehingga saat menjadi bandara nanti, masyarakat telah familiar dengan Bandara Wirasaba. Dan ini tentu sangat positif,” pungkas satu-satunya Danlanud Wirasaba yang berasal dari penerbang ini. (cie)



1 komentar: