Jumat, 15 Januari 2016

Sorogan, Bentuk Bhakti pada Pemimpin


Pimpinan haruslah dihormati. Mungkin itulah filosofi warga Sidanegara hingga turun-temurun. Dan bhakti itu mereka wujudkan dalam bentuk : Sorogan!
 
Atmo Sudarno, Mantan Sekdes Sidanegara

Bagi masyarakat Sidanegara, tradisi Sorogan tak bisa dilepaspisahkan dari setiap acara hajatan. Siapapun warga yang akan mbarang gawe,
biasanya akan membuat makanan istimewa, berupa tumpeng kecil lengkap dengan lauk pauk dan berbagai jajan pasar yang biasanya diwadahi cepon, tenong atau rinjing. Ya bingkisan menggugah selera itu akan mereka kirimkan kepada kepala desa dan seluruh perangkatnya sebagai cangkingan dalam menghaturkan undangan hajatan atau uleman.
“Itu wujud penghormatan warga kepada pimpinannya. Ada rasa bangga ketika sorogan itu kemudian dibalas kepala desa dan para perangkatnya dengan menghadiri hajatan warga pengundang,” ujar Atmo Sudarno, sesepuh Desa Sidanegara yang pernah menjabat sebagai carik (sekretaris desa) selama lebih dari 30 tahun lamanya.
Atmo mengisahkan orang-orang terdahulu pernah bercerita jika awal muasal budaya Sorogan masih berkaitan dengan tradisi Janggolan di masa penjajahan Belanda. Konon, pada masa itu, setahun sekali setiap warga akan melakukan angsun bulu peti atau menyumbangkan upeti kepada lurah dan perangkatnya.
“Biasanya berupa hasil panen,” jelas Atmo yang konon masih keturunan Lurah Kedua Sidanegara, Wirawijaya.
Sorogan yang berasal dari kata nyorog atau mengirim, menjadi bagian dari Janggolan. Namun sejak jaman kemerdekaan, tradisi upeti atau janggolan secara otomatis hilang. Namun, sorogan tetap berlanjut.
“Meski jaman sudah berubah, tapi tradisi Sorogan tetap dilakukan,” tegasnya.
Di satu sisi, kades dan para perangkatnya akan merasa bangga dan tersanjung ketika menerima sorogan. Tapi di era saat ini dimana tak ada lagi upeti, bengkok yang ada tidak terlalu bisa diandalkan, sripilan juga tak dapat diharapkan, menerima sorogan menjadi sebuah dilema tersendiri.
“Memang tak ada yang mewajibkan, tapi umumnya, kepala desa dan para perangkat ini diharapkan dapat ‘menyumbang’ lebih banyak di atas rata-rata masyarakat. Jadi kalau kades dan perangkatnya memiliki masalah keuangan, ditambah sedang musim hajatan, sudah pasti pusing hahaha,” ungkapnya seraya terkekeh.
Namun pantang bagi seorang kepala desa dan para perangkatnya mengeluhkan tentang masalah keuangan hingga warga mengetahuinya. Karena itu akan menurunkan wibawanya. Karena itu, kepala desa dan para perangkatnya, harus memiliki sumber penghasilan lain yang halal dan tidak mengganggu tugas mereka dalam melayani masyarakat desa.
“Ya harus berpikir bagaimana caranya. Itu sudah konsekuensi seorang pemimpin di tengah-tengah masyarakat,” imbuhnya.
Dalam perkembangannya, sorogan tak selalu diwadahi cepon, rinjing atau tenong. Dan isinya juga tidak harus berbentuk tumpeng kecil. Lauknya tak harus ingkung. Jajanannyapun tak harus jajan pasar. Yang terpenting terdiri dari nasi berikut lauk pauk dan makanan kecilnya, sesuai kemampuan pemilik hajatan. Namun seorang pimpinan baik itu kepala desa maupun perangkatnya harus tetap menghadiri hajatan apapun yang terjadi. Jika yang bersangkutan sakit atau mengalami sesuatu yang sangat tidak memungkinkan untuk hadir, dia harus mewakilkan anggota keluarganya untuk menghadiri, minimal istrinya.
“Kalau sampai ada kepala desa atau peraqangkatnya yang tidak hadir pada hajatan termasuk juga kalau ada warga yang sakit kok tidak ditengok, wah warga akan sangat kecewa. Makanya kalau tidak bisa, harus ada yang mewakili. Kalau tidak bisa juga ya minimal ada pemberitahuan, dan nyumbang-nya tetap harus dikirimkan,” paparnya lagi.
Tradisi Sorogan juga berlaku di beberapa desa lainnya di Kecamatan Kaligondang. Beberapa desa itu antara lain Pagerandong, Sidareja, Arenan, sebagian kecil Brecek, Selakambang dan Cilapar. Nah, tertarik menerima sorogan? Jadilah kepala desa atau perangkat di desa-desa itu. (Estining Pamungkas)

1 komentar:

  1. ika anda butuh bantuan nomor togel atau dana gaib dijamin sukses nama saya pak irwan murid MBAH BUDI HARTONO saya sendiri sudah membuktikan angka 4d nya SGP syukur alhamdulillah dapat kemenangan 570.juta saya sudah bisa bayar hutang dan sudah bisa buka usaha bagi anda yang punya permasalahan ekonomi atau terlilit hutang sudah lama belum lunas jangan putus asa lansung hubungi MBAH BUDI HARTONO di no 085-256-077-899 atau buka website MBAH silahkan KLIK DISINI NOMOR TOGEL DAN DANA GAIB

    BalasHapus